MADANIA CENTER BABEL — “Nganggung” bukan sekedar membawa makanan ke masjid untuk dihidangkan tanpa dasar dan tujuan, melainkan ia merupakan tradisi di kampung Bangka yang telah berlangsung dari generasi ke generasi sebagai bentuk nilai kearifan lokal.
Di luar rutinitasnya, Direktur Madania Center dan Sekretaris Dewan Pembina Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja, Rusydi Sulaiman menghadiri kegiatan “Nganggung” di Desa Kemuja, yaitu ritual “Milang Ari”, memperingati malam ke-7 meninggalnya seorang anggota keluarga, bertempat di langgar atau mushalla dekat rumah duka (untuk laki-laki) dan bertempat di rumah duka (untuk perempuan), Sabtu (1/6/2024).
Ritual Milang Ari dipimpin oleh seorang guru kampung, seseorang yang dituakan dan dianggap memiliki otoritas keagamaan dan identik dengan kekuatan nilai kearifan lokal Bangka.
Ritual tersebut berlangsung ba’da maghrib, dimulai dengan baca alfatihah, Yasin, surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, tahlil dan do’a.
Rusydi Sulaiman yang juga Dekan FDKI IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Babel itu mengatakan, tradisi Nganggung di kampung Bangka juga dilaksanakan untuk PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) lainnya, yaitu: Muharram, Rebu Kasat, Ruah Maulid, Ruah Kubur, Isra’ Mi’raj, Malam Tujuh Likur, Nuzulul-Qur’an, Lebaran, Puasa Enam dan Dua Hari Bulan HAJI.
“Nganggung dimaksud adalah membawa dulang berisi nasi cerak serta lauk-pauk dan makanan olahan ketan ke tempat yang disepakati seperti masjid dan balai Kampoeng untuk dihidangkan pada setiap ritual keagamaan tertentu. Nganggung awalnya dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur dari panen padi pertama dan hasil tanaman lainnya di ladang ume,” jelas Rusydi.
Dikatakannya, “Nganggung” adalah tradisi yang berlangsung hingga kini di Kampung Bangka, menjadi perekat semua golongan. Hal tersebut merupakan kekuatan kultural (local wisdom) menuju peradaban yang lebih baik.
Nganggung berkaitan dengan tahapan sebelumnya, yaitu memarung, panggung, bubung dan kampung dalam kosmologi masyarakat Melayu.
“Sistematisasi nilai-nilai ajaran Islam telah berlangsung lama melalui tradisi Nganggung. Mari kita perkuat di tengah masyarakat,” ajaknya. (*)