Keranjang Belanja

Perkuat Peradaban, al-Hajarul Asaasy Jadi Pijakan Dasar Manusia

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Direktur Madania Center sekaligus Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN SAS Babel, Rusydi Sulaiman menyebut ada tiga pijakan dasar (al-Hajarul Asaasy) yang menjadi refrensi umat manusia untuk melangkah memperkuat peradaban.

Tiga pijakan dasar tersebut diantaranya Adam as (Buq’ah Mubaarokah), Ibrahim as (al-Qowaa’id minal-Baiti) dan Muhammad saw. (al-Hajarul Aswad)

Hal itu disampaikannya saat mengisi ceramah agama dalam rangka memperingati Maulidun-Nabi di Masjid Roudotus-Solihin, Desa Airgegas Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, Kamis (28/9/2023).

“Sejarah kehadiran Islam di jazirah Arab pada akhir abad ke-6 Masehi tak lepas dari perjuangan Muhammad saw. dan hubungannya dengan tokoh-tokoh jauh sebelumnya,” katanya.

“Tiga pijakan dasar (al-Hajarul Asaasy; Adam as. (Buq’ah Mubaarokah), Ibrahim as. (al-Qowaa’id minal-Baiti) dan Muhammad saw. (al-Hajarul Aswad) hendaknya menjadi pijakan atau referensi sejarah untuk melangkah pasti memperkuat peradaban (Strengthening an Islamic Civilization) di Provinsi Kepulauan ini,” tambahnya.

Dikatakannya, sebagai kepala agama (pengemban risalah kenabian), Muhammad saw. mewariskan Kota Tua Mekkah yang memiliki sejarah bermakna, dan juga sebagai kepala negara, nabi tersebut mewariskan prinsip-prinsip fundamental sebagai pijakan beragama dan juga bernegara sambil memilah mana yang baik dan mana yang buruk.

Penguatan atau pembaharuan peradaban adalah langkah terbaik bagi kita yang dianugerahi potensi lebih sebagai manusia. Selanjutnya, melangkah pasti melakukan optimalisasi akal dan kalbu guna menuju peradaban baru.

Untuk menuju hal itu, ia mengajak khususnya kepada para jamaah yang hadir untuk berpijak dan meneladani mereka sebagai nabi agung dan juga orang bijak dalam Sejarah.

Terlebih lagi di hari bersejarah, setiap tanggal 12 Rabi’ul awwal sepanjang tahun hijriah, diharapkan menjadi momentum untuk meneladani Nabi Muhammad, dikenal dengan tokoh yang memiliki kekuatan kepribadian dan kemampuan diatas manusia umumnya (al-Insaan al-Kaamil).

“12 Rabi’ul Awwal adalah salah satu hari baik dari beberapa hari lain
sepanjang tahun untuk diperingati oleh umat Islam sebagai momentum muhasabah diri untuk menjadi lebih baik,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Rusydi Sulaiman, juga didampingi oleh K. Abdussomad (ketua masjid), H. Ramlan (pengurus masjid) dan H. Suryanto (tokoh masyarakat) serta beberapa tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar.

Usai taushiyah, masyarakat makan bersama di Balai depan masjid kampung sebagai bentuk nilai kearifan lokal, yaitu Budaya Nganggung. (*)