Keranjang Belanja

Rusydi Sulaiman: Penulisan Sejarah Masjid untuk Penguatan Kelembagaan

Daftar Isi Konten

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Direktur Madania Center Bangka Belitung, Rusydi Sulaiman menegaskan bahwa satu hal yang mesti dilakukan oleh para pengurus masjid adalah menulis sejarah masjid dan menerbitkannya menjadi sebuah buku.

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga sejarah masjid tersebut agar tidak hilang ditelan zaman. Di sisi lain, hal ini penting dilakukan oleh pengurus untuk memperkuat literasi melalui kelembagaan perpustakaan masjid.

“Selain hal tersebut sebagai referensi sejarah Islam, juga sedikit demi sedikit dapat memberi ghirah tertentu bagi generasi muda untuk membiasakan literasi,” kata Rusydi saat mengisi Bimtek Perpustakaan Masjid oleh Kanwil Kemenag Provinsi Bangka Belitung, di Grand Vella Hotel, Senin (31/7/2023) malam.

Dalam kegiatan tersebut, ia juga mengurai tentang islamisasi dan intensifikasi Islam di Pulau Bangka dan hubungannya dengan kelembagaan masjid.

Dikatakannya, masing-masing masjid memiliki corak dan karakteristiknya masing masing. Misalnya saja, Masjid Agung Sungailiat (MAS) yang memiliki manajemen kelembagaan masjid yang sangat baik, seperti struktur organisasi, legalitas MAS, tugas pokok dan fungsi.

Kemudian memiliki manajemen kepemimpinan: memproduksi, pelaksanaan, pembangunan, dan kepemanduan, serta manajemen pengelolaan terdiri dari perencanaan penjaminan mutu dan tata kelola masjid.

“Untuk itu, pengurus masjid harus tahu sejarah masjidnya, kemudiaan ditulis hingga menjadi sebuah buku. Masjid Agung Sungailiat ini dapat menjadi pijakan atau referensi bagi para pengurus masjid-masjid di Babel,” bebernya.

Namun demikian, kata Rusydi yang sekaligus Dekan FDKI IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Babel ini, dalam penulisan buku masjid diperlukan teknik khusus supaya menjadi buku yang bisa diterima oleh masyarakat sebagai referensi tertentu.

Menulis buku diperlukan beberapa langkah, dimulai dari tahap perencanaan (menyusun draf), menyusun bab per bab (sudah mulai menulis), peninjauan ulang (cek ulang naskah), memilih penerbit, publikasi, kemudian mencetak hingga outputnya berbentuk sebuah buku.

“Tentunya kami sangat mendukung atas apa yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Provinsi Bangka Belitung ini yang telah mengajak para pengurus masjid untuk menulis sejarah masjidnya,” ucapnya.

“Saya harap kegiatan ini tidak hanya sebatas seremonial belaka, setelah ini harus ada langkah pasti yang dilakukan oleh para pengurus masjid hingga menghasilkan sebuah karya dalam bentuk buku sejarah masjid,” tandasnya. (*)

Artikel terkait lainnya: