Keranjang Belanja

Terjadwal di Lapas Narkotika Pangkalpinang, Rusydi Sulaiman: Sinergikan Akal dan Kalbu

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Menyenangkan sekaligus mengkhawatirkan saat terjadwal sebagai khatib Jum’at di Lapas Narkotika Pangkalpinang, 16 Agustus 2024.

Senang sekali karena baru kali ini Rusydi Sulaiman, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung. Tidak mudah masuk Lapas tersebut, apalagi sekedar berkunjung disamping penjagaannya superketat.

Sebaliknya, sangat mengkhawatirkan karena jumlah penghuni gedung Lapas tersebut berjumlah 945 orang, mulai dari usia 18 tahun dengan beberapa kriteria masalah yang melekat.

Rusydi Sulaiman yang juga Direktur Madania Center dan Muhajir, Arsiparis FDKI sempat khawatir saat masuk Ke gedung tersebut menjelang shalat Jum’at. Faktanya tidak demikian, sangat terjaga dan dipastikan aman.

Dalam khutbah singkat, Rusydi Sulaiman mengajak jama’ah bersyukur atas segala anugerah Allah dalam bentuk optimalisasi iman.

Dikatakannya, manusia adalah makhluk yang berbeda dengan makhluk lainnya, diciptakan sangat sempurna (fii ahsani raqwiim) dengan dua potensi akal dan kalbu.

“Akal atau logika dan juga kalbu tergantung pada jasmani. Bila jasmani sehat, maka dua potensi tersebut cenderung sehat, dan dipastikan akan sentuhkan energi positif,” kata Rusydi.

Selain itu, Rusydi Sulaiman juga mengajak agar para jama’ah mensinergikan akal dan kalbu menuju insan Kamil. Bila tidak, maka manusia akan dikembalikan ke titik nadir (kal-Bahaaim bal hum adhal (bagaikan binatang, bahkan lebih hina), kecuali orang-orang beriman dan yang beramal shaleh (dalam QS,at-Tien (95: 1-6)

Situasi setempat menggugah Dekan FDKI tersebut terlebih setelah pemuda penghuni Lapas (berinisial T) curhat dan senang dengan materi khutbah. Selanjutnya untuk melakukan langkah strategis pemecahan masalah, khususnya yang dihadapi penghuni Lapas.

Ia pun bertemu dengan Kepala Lapas, Nur Bambang mengajak kerjasama dengan FDKI. Pastinya FDKI dengan 4 prodi yang dimiliki mampu mengkonsep program-program pilihan.

Menurut Rusydi Sulaiman, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan di muka bumi ini, termasuk yang dialami oleh penghuni Lapas Narkotika 2A Pangkalpinang. (*)