Keranjang Belanja

Distinksi Milad MUI ke-49 di Jakarta, Rusydi Sulaiman: Perkuat Khiththah dan Khuthwah

Bagikan

JAKARTA, MADANIA CENTER BABEL — Berbeda benar suasana milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pasalnya, ada tiga kegiatan penting yang diselenggarakan yakni: pertama, rakor pengurus MUI se-Indonesia yang membahas masa terkini pasca keluarnya kumpulan fatwa sebagai hasil ijtima’ ulama ke 7 di Bangka beberapa bulan lalu.

Kedua, malam milad yang dihadiri oleh Wapres RI Prof.Dr.KH Ma’ruf Amin juga tokoh yang sangat berpengalaman di kepengurusan MUI.

Ketiga, terselenggaranya konferensi internasional fatwa MUI. Cukup beragamnya materi artikel dari peserta yang jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya.

Dalam acara seremonial milad ke-49 tersebut, MUI memberikan piagam penghargaan kepada keluarga mantan-mantan Ketua MUI Pusat. Tampil penyair senior, Taufik Ismail mawarnai acara tersebut selain beberapa hiburan penyanyi senior lainnya.

Tak ketinggalan hadir dalam acara tersebut beberapa pengurus MUI Bangka Belitung; Prof.Dr.H.Zayadi, M.Ag (Ketum), Drs.Ahmad Luthfi (Sekum) dan Rusydi Sulaiman (Ketua Bidang Fatwa dan Penelitian).

Malam itu Ketua Umum MUI, KH.Anwar Iskandar secara spesifik menegaskan tentang kesadaran pada ekonomi syari’ah dan produk halal.

Selanjutnya mengajak beberapa lembaga dan atau instansi pemerintah untuk mengatasi kemungkaran yang belakangan ini sangat semarak, seperti judi online dan narkoba yang otoritasnya ada di tangan penegak hukum.

Adapun MUI memberi advis atau pembinaan. Ketika adanya kerjasama tersebut, maka MUI secara moral dan spiritual mendukung semua langkah ke arah yang baik bagi bangsa ini.” Baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafuur”.

Bagaimana kemudian MUI (Majelis Ulama Indonesia) menjaga reputasi dan prestise kelembagaannya, Rusydi Sulaiman yang juga Direktur Madania Center Bangka Belitung mengusulkan agar memasukkan tokoh-tokoh tertentu dalam organisasi tersebut; berkepribadian tinggi dan bermoral selain yang dianggap memiliki otoritas keagamaan (keislaman).

Mengamini hal tersebut, KH.Ma’ruf Amin memberi apresiasi kepada pengurus MUI atas beberapa program yang dijalankan selama ini.

Imbaunya, MUI memiliki dua peran, yaitu sebagai Khaadimul Ummah (pelayan umat) dan shadiiqul-Hukuumah (mitra pemerintah) bagaikan kereta api yang berada diatas relnya dengan banyak gerbong.

“Perlu adanya kebersamaan untuk tujuan pemberdayaan umat. Fungsi himaayatul-Ummah (menjaga umat) dan wiqaayatul-Ummah (melindungi umat) berada di tangan MUI, misalnya dari pengaruh luar yang rusak ( narkoba, judi online) dan paham radikal dalam beragama,” jelasnya.

Beberapa tahapan Khuthwah yang mesti dilakukan adalah: tashhiihul-Khuthwah (perbaikan langkah), tansiithul-Khuthwah (penyemangat langkah) dan tansiiqul-Khuthwah (koordinasi langkah) sebagai bentuk muhasabah.

Sementara keesokan harinya, Sabtu (27/7/2024), Ketua Bidang Fatwa dan penelitian MUI Bangka Belitung tersebut sempat bertemu dengan Irjen Pol (purn) Anang Syarif Hidayat (mantan Kapolda Bangka Belitung) di Aryaduta Hotel Jakarta dan memberikan buku hasil ijtima’ ulama.

Beberapa hal sempat dibincangkan tentang semangat memperkuat peradaban di Kepulauan Bangka Belitung. (*)