Keranjang Belanja

8th International Annual Conference on Fatwa MUI Studies, Rusydi Sulaiman: Tidak Sebatas Pengajian

Bagikan

JAKARTA, MADANIA CENTER BABEL — Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menyelenggarakan konferensi internasional.

Dengan mengusung tema “Peran Fatwa dalam Mewujudkan Kemaslahatan Bangsa”, kegiatan kali ini diselenggarakan di Hotel Aryaduta Menteng Jakarta, sejak 26-28 Juli 2024.

Merepresentasi MUI Bangka Belitung, Ketua Bidang Fatwa dan Penelitian sekaligus juga Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN SAS BABEL Dr.Rusydi Sulaiman, M.Ag hadir dalam kegiatan tersebut. Hadir juga Ketum MUI Bangka Belitung, Prof.Dr. H.Zayadi, M.Ag dan Sektretaris MUI Bangka Belitung, Drs. Ahmad Luthfi.

Dalam waktu bersamaan Ketum Prof.Dr.H.Zayadi, M.Ag dan Sekum Drs.Ahmad Luthfi mengikuti rapat koordinasi di Hotel Borobudur.

Menurutnya kegiatan ini bernuansa sangat ilmiah, maka disebut konferensi, identik dengan kajian mendalam tentang Islam. Lebih spesifik masalah fatwa dan hal-hal terkait.

Secara umum, kegiatan tersebut bertujuan untuk menginspirasi dan mendorong para ulama, cendekiawan, akademisi, dan peneliti untuk secara sungguh-sungguh bersama-sama memikirkan dan mendiskusikan peran, positioning, dan khidmah yang dikembangkan, khususunya oleh MUI agar dapat memberikan kemaslahatan lebih besar dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang religius (mutadayyin) dan berkeadaban (mutamaddin).

Selain itu, juga untuk menghimpun pemikiran dari para ulama, cendekiawan, akademisi, dan peneliti tentang arah, peluang, dan tantangan kelembagaan MUI dan keberperanannya dalam beragama, berbangsa, dan bernegara.

Kemudian menciptakan sarana pertukaran gagasan dan pemikiran para ulama, cendekiawan, akademisi, dan peneliti tentang berbagai hal yang terkait dengan kiprah MUI di dalam menjalankan khidmahnya untuk umat dan bangsa.

Setidaknya ada tiga target dalam kegiatan International Annual Conference on Fatwa Studies ini.

Pertama, tersedianya sarana pertukaran gagasan dan pemikiran para ulama, cendekiawan, akademisi, dan peneliti tentang berbagai hal yang terkait dengan kiprah MUI menjalankan khidmahnya untuk umat dan bangsa ditengah perubahan sosial yang
dinamis.

Kedua, teridentifikasinya kelompok strategis yang bisa menjadi mitra MUI dalam merumuskan isu-isu strategis keumatan dan kebangsaan ditengah perubahan sosial yang dinamis.

Ketiga, teridentifikasinya kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan serta terumuskannya konsep besar untuk penguatan peran Fatwa MUI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ditengah perubahan sosial yang dinamis.

Rusydi Sulaiman yang juga Direktur Madania Center Bangka Belitung berharap melalui kegiatan tersebut adanya pendalaman dan kajian mendalam.

“Islam pastinya tidak sebatas pengajian apalagi dalam bentuk materi ceramah singkat yang diperdengarkan; “masuk telinga  kanan keluar telinga kiri,” katanya.

Sebagai ketetapan hukum sekaligus menjawab beberapa komentar, fatwa dipertegas sebagai maslahah haqiqah, dibolehkan juga adanya i’adatun-Nazhar dan ilzam qonuniy bagi masyarakat dan pemerintah. Hal tersebut juga dipertegas oleh Prof.Dr.Asrorun Niam dalam beberapa kesempatan.

Selain itu, juga dilaksanakan Milad MUI ke 49 yang terpusat di Hotel Borobudur Jakarta, dihadiri oleh Wakil Presiden RI Prof.Dr.KH Ma’ruf Amin dan semua delegasi MUI Provinsi, narasumber serta peserta konferensi. (*)