FDKI MENGAJI dan Semangat Berperadaban, Rusydi Sulaiman Berharap Lulusan FDKI IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung dapatkan Social Recognition

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Sebagai muslim, seseorang mesti membekali dirinya dengan Al-Qur’an dan sumber utama lainnya sebagai khazanah dasar. Setidaknya ia mengenal dan mampu membacanya. Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian, masih banyak yang tidak memenuhi syarat dasar tersebut. Jangan-jangan ada muslim yang belum pernah menyentuhnya, Na’uudzubillah.

Masyarakat Melayu-Muslim di Kampung Bangka dalam sejarah keagamaannya memiliki tradisi terkait kemampuan baca Al-Qur’an, seperti Ngaji Ba’da Maghrib, Khataman Qur’an di acara akad nikah, tahlilan dan baca Al-Qur’an di setiap acara ritual keagamaan.

Hal tersebut merupakan bahwa begitu tinggi religiusitas masyarakat di Kampung Bangka dan juga Belitung bahkan meluas ke Kotamadya Pangkalpinang (saat ini wilayah tersebut menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung). Belum puas rasa orang tua bila putra-putrinya belum bisa mengaji (membaca Al-Qur’an).

Belakangan tradisi tersebut berkurang dan agak terkikis seiring perkembangan zaman. Remaja kita lebih gemar handphone daripada Kitab Suci Al-Qur’an. Benda teknologi itu dikultuskan nampaknya!. Sangat-sangat memperihatinkan!

Situasi tersebut mengusik ghirah akademik beberapa dosen yang terhimpun dalam FDKI MENGAJI, sebuah unit berada dibawah FDKI (Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam) IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.

Selain kegiatan utama, yaitu: pembinaan baca Al-Qur’an, mengenal huruf Arab dan ibadah kemasyarakatan, terdapat beberapa program lain; FDKI Natak Kampung, FDKI goes to School, FDKI goes to Studio. Unit tersebut juga menulis buku dan menerbitkannya.

Menurut Rusydi Sulaiman, Dekan FDKI yang juga Direktur Madania Center Bangka Belitung, bahwa begitu besar tanggung jawab akademik dan juga tanggung jawab moral kita sebagai pimpinan dan dosen untuk wujudkan salah satu visi PTKIN satu-satunya di kepulauan ini, yaitu: religius. Dua lainnya, unggul dan profesional. Irawan sebagai rektor pun mengamini.

Sangat-sangat mendasar kebutuhan bekal keagamaan tersebut, dan FDKI MENGAJI yang diketuai oleh Ustadz H.Alfakhri Zakirman dan asuhan beberapa dosen (H.Musa, Amrullah, Dody Irawan, Iqrom Faldiansyah, Sholeh Marsudi) merasakannya.

Bila hal itu terwujud dan melekat pada diri setiap lulusan atau sarjana muslim, insya Allah ia akan dapat pengakuan (social-recignition) di tengah masyarakat. Aamiiin.