Halal BI Halal di Kejati Bangka Belitung, Rusydi Sulaiman Ajak Teladani Orang-Orang Bijak Menuju Peradaban yang Lebih Baik

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL –– Syawal adalah bulan dimana umat Islam manfaatkannya untuk bersilaturrahim antar sesama keluarga, kerabat, kolega, sejawat bahkan dalam ruang lingkup lebih luas sambil bermuhasabah diri atas perbuatan sebelumnya dan berazam menuju situasi yang lebih baik. Secara simbolik, mereka bersalam salaman, namun hakikatnya adalah saling memaafkan.

Semangat bersilaturrahim ini diantaranya disebut,”Halal bi Halal”, maksudnya halal dengan halal, tidak ada dosa lagi dan bersepakat memulai sesuatu yang baru.

Di suasana Bulan Syawal ini, Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung juga adakan kegiatan Halal BI Halal di internal kantor, tepatnya Rabu (9/4/205) di Aula Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung di Kotamadya Pangkalpinang.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kejati Bangka Belitung, Dr.Teguh Dermawan, SH.MH., Wakajati, Dr.Hari Wibowo, SH.MH., beberapa asisten dan Kabag Tata Usaha/ koordinator serta semua pegawai, kesemuanya keluarga besar Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung.

Adapun narasumber atau penceramah adalah Prof.Dr.Rusydi Sulaiman, Dekan FDKI (Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik, juga sebagai Direktur Madania Center Bangka Belitung.

Menarik dan sangat simpel karena tidak ada sambutan resmi kecuali taushiyah oleh penceramah untuk durasi waktu tiga puluh menit.

Awalnya dibuka oleh pembaca acara yang cukup rileks, yaitu Budi Safari SH.MH. diwarnai beberapa pantun di awal acara, selanjutnya pantun penutup usai pembacaan do’a.

Direktur Madania Center tersebut menyebutkan beberapa orang bijak se-kelas nabi/ rasulullah dan ketokohan mereka sebagai pijakan untuk diteladani, lebih spesifik tokoh-tokoh tertentu (Ulul Azmi) dengan beberapa Kitab Suci yg melekat kepada mereka.

Faktanya bahwa, Muhammad saw adalah tokoh paling dimuliakan, merujuk pada karya Syaikh Ali Idrus al-Buthoni dalam Kitab” Tanqiyatul-Quluub fii ‘Allaamil-Ghuyuub”. Otoritas keagamaan tersebut dilanjutkan oleh para Sahabat , Tabi’in, Tabi’it-Tabi’in, as-Salafush-Shalih hingga para ulama besar di Nusantara.

Dalam konteks Halal BI Halal di keluarga Adiyaksa tersebut, Rusydi Sulaiman menyitir empat terma, yaitu: labur, luber, lebur dan lebar, terhimpun dalam “laku sing papat” ( empat perbuatan baik), secara familiar digunakan istilah,”lebar” , berlapang dada, saling memaafkan, menjadi lebaran di hari-hari Bulan Syawal.

“Maka pesannya adalah ” Shil man Qatha’aka” ( sambungkanlah tali persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan dengan mu), “wa’thi man haramaka” (berikanlah sesuatu kepada orang yang mengharamkan dirinya memberikanmu), “wa’fu ‘amman zhalamaka”( maafkan orang yang pernah bersikap zhalim kepadamu),” jelas Rusydi.

Selanjutnya Rusydi Sulaiman mengajak para hadir untuk terus berinovasi dan lebih dinamis dalam segala hal. Bintang adalah simbol identik dengan kepangkatan tertinggi yang dituju oleh setiap pegawai di kantor ini.

Alhamdulillah kegiatan Halal bi Halal berjalan lancar; para hadir sangat antusias dan pimpinan pun, terkhusus Kajati dan Wakajati menyertai hingga akhir kegiatan. Mudah-mudahan kegiatan tersebut memberi sentuhan tersendiri, khususnya bagi penguatan kelembagaan Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung. (*)