MADANIA CENTER BABEL — Sejak berkembangnya Agama Islam di Pulau Bangka, masjid-masjid sebagai tempat ibadah mulai bermunculan. Dalam sejarah kampung, terdapat masjid kampung yang mencirikan kampung tersebut, maka dipastikan penduduknya beragama Islam.
Berikutnya jumlah masjid bertambah di kepulauan ini dan begitu banyak kegiatan ritual keagamaan melekat kepadanya.
Pertanyaannya, apakah kelembagaan masjid-masjid tersebut bernuansa akademis dan berorientasi pada pelayanan umat; memiliki perpustakaan, sekretariat khusus, unit layanan agama dan keluarga dan semacamnya? Belum tentu juga. Umumnya masjid dipersepsikan sebagai tempat ibadah ansich, tidak lebih dari itu.
Satu masjid di Kotamadya Pangkalpinang yang cukup diminati masyarakat adalah Masjid Al-Furqan yang berlokasi di kompleks Timah TBK., selalu saja banyak jama’ahnya.
Tidak seperti masjid lainnya, Al-Furqan mencirikan khatib-khatib pilihan, muatan khutbah mencerahkan, imam Hafizh Al-Qur’an, khususnya yang terjadwal selama Bulan Ramadhan.
Alhamdulillah pada 20 dan 21 Maret 2025, Rusydi Sulaiman, Direktur Madania Center Bangka Belitung terjadwal menjadi imam Shalat Isya’ dan memberikan taushiyah Ba’a Isya’ dan ba’da shubuh.
Dalam taushiyahnya, Rusydi Sulaiman menyampaikan kegelisahannya akan kondisi sebagian masyarakat di kepulauan ini.
“Masjid misalnya hanya dipenuhi oleh kaum tua, sebaliknya para pemuda di keramaian, seperti cafe, jembatan dan tempat tertentu sekedar untuk bersenang-senang,” katanya.
Bila demikian, kata Rusydi yang juga Dekan FDKI IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung itu, dinilai miris lantaran bisa menghambat semangat menyemai generasi berperadaban.
Selanjutnya ia menjelaskan tentang Sejarah Islam di Pulau Bangka, lalu mengajak para jama’ah lakukan intensifikasi Islam dan semangat berperadaban. (*)