Pembekalan Intensif Siswa Kelas Akhir TMI Pondok Modern Daarul -Abror KaCe, Rusydi Sulaiman: Beragama di Tengah Keberagamaan

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Ketika hampir semua anak usia remaja menempuh pendidikan di lembaga- lembaga pendidikan, memberi kesan bahwa mereka sebatas di-sekolah-kan (schooling), bukan untuk pembelajaran (learning); sangat-sangat formal, tidak menunjukkan proses pendidikan yang sesungguhnya.

Sejak dulu bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka, Pondok pesantren sebagai  “indegeneous”, lembaga khas Nusantara telah menerapkan pendidikan seutuhnya dengan beberapa  prinsip pokok. Santri tetap  menetap 24 jam di lingkungan pesantren sekalipun belakangan institusi tua tersebut mengadopsi kurikulum sekolah/ madrasah.

Diantara beberapa pesantren di Kepulauan Bangka Belitung yang menerapkan hal yang sama adalah Pondok Modern Daarul-Abror, berlokasi di Desa KaCe Mendobarat Bangka yang belakangan ini cukup diminati masyarakat.

TMI (Tarbiyatul Muallimin al-Islamiyah) adalah kurikulum khas pesantren tersebut. Di menjelang kelulusan, para santri mendapat pembekalan dari beberapa narasumber termasuk Rusydi Sulaiman, Direktur Madania Center yang juga salah satu pengurus Badan Wakaf Pondok Modern Daarul-Abror.

Terkait dengan tema,”Aliran-Aliran Teologi dalam Islam, Guru Besar IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung tersebut memotivasi para peserta agar memahami agama Islam sedalam-dalamnya, namun tidak boleh terlalu ekstrim dalam beragama.

“Sesuai dengan maknanya, agama itu identik dengan keteraturan, kedamaian, kesejukan dan bertujuan kepada kemaslahatan. Beragama mesti berpijak pada titik kesadaran yang tinggi, bukan sebaliknya,” jelas Rusydi.

Kegiatan yang diketuai oleh Ustadz Riko Alamsyah, M.Pd. dihadiri oleh 85 siswi (santriwati/ santri putri) dan 92 siswa (santri putra) selama 2 hari.

Nampaknya mereka sangat antusias selama kegiatan. Beberapa peserta pun aktif bertanya. Rusydi Sulaiman berharap kegiatan semacam ini menjadi tradisi yang dipertahankan.

Berikutnya diperlukan materi  yang komprehensif sebagai bekal untuk kesiapan terjun di tengah masyarakat selain materi kepesantren.

“Mudah-mudahan kelembagaan Daarul-Abror menyentuhkan energi yang baik penguatan peradaban di kepulauan ini, terkhusus KaCe (Kawasan Cendekia) di Mendobarat Bangka. Wassalam,” harapnya. (*)