Keranjang Belanja

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Pangkal Beras, Rusydi Sulaiman: Meneladani Orang-Orang Bijak

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Pangkal Beras yang mulanya diasosiasikan dengan beras (sumber beras) faktanya tidak demikian. Istilah tersebut diambil dari seorang perempuan berumur (nek atau nenek) bernama “beras”.

Adapun kata pangkal berarti suak atau dermaga, yaitu tempat Nek Beras menepi dan menetap di sebuah desa yang kemudian disebut, “Pangkal Beras” , kira-kira 10 kilometer dari simpang Desa Kacung, Kecamatan Kelapa, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.

Di desa tersebut Rusydi Sulaiman, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik  Bangka Belitung hadir menjadi penceramah, tepatnya di Masjid Al-Furqon untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad saw, Ahad, 15 September 2024/ 12 Rabi’ul Awwal 1446 H.

Kegiatan berlangsung malam hari, diawali dengan penampilan seni musik Hadrah Surur binaan Ustadz Harjuna, berikut lantunan ayat suci Al-Qur’an dan sambutan dari ketua yayasan Masjid Al-Furqon (Guru Rudi), diakhiri dengan ceramah/ taushiyah dan do’a penutup.

Sebelumnya Rusydi Sulaiman dan rombongan transit di kediaman Harjuna untuk makan malam dan ramah tamah dengan beberapa tokoh setempat.

Dalam tausyiahnya, Rusydi Sulaiman menguraikan sejarah para nabi termasuk Ulul Azmi yg berjumlah 5 orang. Ali Idrus al-Buthoniy menambahkan Adam as. sebagai yang keenam (QS.Al-Baqarah (2): 31). Muhammad Saw adalah sosok yang paling dimuliakan; Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya (QS.Al-Ahzab (33):56).

“Begitu banyak keistimewaan yang melekat pada Nabi Agung tersebut; hancurnya Raja Abrahah dan pasukan gajahnya dan wafatnya Raja Yahudi, Zhu Nuwas di Yaman serta peristiwa lainnya; sehingga beliau lazim diapresiasi,” kata Rusydi.

Menurutnya, integritas diri dan kekuatan kepribadiannya menggiring suasan logika dan kejiwaan untuk meneladaninya. Berikutnya kita juga meneladani para rasul, nabi-nabi dan tokoh-tokoh tertentu. Mereka adalah orang-orang bijak yang dikenang dalam sejarah manusia.

Singkatnya, kata Rusydi Sulaiman yang juga Direktur Madania Center Bangka Belitung, bahwa sudah seharusnya PHBI semacam Maulid Nabi Muhammad dilestarikan oleh umat Islam.

“Di kampung-kampung tertentu di Pulau Bangka diperingati bagaikan lebaran Idul Adha dan Idul Fitri.  Di Pangkal Besar Maulid Nabi diperingati di malam 12 Rabi’ul Awwal di setiap tahun Hijriyah,” jelasnya.

Dikatakannya, peringatan Maulid Nabi dicirikan dengan Nganggung; membawa dulang berisikan makanan olahan ketan dan nasi (beras cerak) ke masjid, balai dan tempat tertentu yg disepakati. Kemudian bertahlil dan membaca do’a berharap keberkahan dan kemurahan rezeki.

“Nganggung adalah tradisi sebagai bentuk nilai kearifan lokal Bangka warisan para pendahulu,” tukasnya.

Sumarno (Air Mesuk), Encing Wandi Putra dan Ongki (KaCe) ikut mendampingi penceramah ke tempat kegiatan.

Nampak hadir diantaranya adalah Sekdes Pangkal Beras, Guru Eli (penghulu kampung), tokoh masyarakat, beberapa alumni dan mahasiswa IAIN SAS Bangka Belitung asal desa setempat. (*)