Singgah di Pondok Pesantren Daarul-Wafaa’ Basung Permis, Rusydi Sulaiman: Dari Bekas Lahan Tambang, Merintis Pesantren, Membangun Peradaban

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Rusydi Sulaiman dan H.Rustam beserta keluarga singgah di Pondok Pesantren Daarul-Wafaa’ dan sempatkan rapat dengan beberapa pengurus yayasan, Ahad, 23 Febuari 2025.

Satu hal yang dipikirkan adalah nasib dan masa depan lembaga tersebut, maka beberapa hal perlu dievaluasi dan mempertimbangkan langkah berikutnya untuk penguatan kelembagaan pesantren.

Rapat sore Ahad tersebut dihadiri oleh H.Rustam, H.Azim, Al-Fikar dan H.Hasan termasuk Rusydi Sulaiman, penasehat Yayasan.

Saat ini Pondok Pesantren yang usianya belum genap lima tahun sejak masa rintisannya memiliki 15 santri (putra) menetap 24 didalamnya dengan 3 guru pengabdian dibawah pengasuhan Ustadz Suhardiansyah, M.A. asal Belinyu Bangka, lulusan program magister Universitas Al-Azhar Mesir.

Selain sekretariat pesantren sekaligus kediaman pimpinan dan masjid, area bekas lahan tambang tersebut sudah dilengkapi dengan dapur, gedung asrama dan gedung sekolah. Beberapa gazebo, sungai, home-stay dan pepohonan juga menghiasi Pondok Pesantren Al-Wafaa’.

Sekilas sejarah; berawal dari bertemunya beberapa tokoh agama, seperti H.Rustam, Ustadz Edwar Setiawan, Habib Salim dan Asep Suparman dengan tokoh masyarakat Basung Permis Bangka, seperti H.Azim, H.Hasan (Sandri), Al-Fikar dan Salmi, tercetuslah ide pendirian pesantren. Dimulailah majelis ilmu berupa dzikir dan bacaan rathib Haddad di pondok kebun yang kemudian menjadi sekretariat pesantren.

Berikutnya lahan 12,5 ha bekas lahan tambang milik orangtua H.Sukarni sesaudara yang terletak di Dusun Basung Permis Bangka Selatan diwakafkan Untuk area pesantren.

Berdirilah pesantren, bernama Pondok Pesantren Daarul- Wafaa’, dibawah Yayasan Daarus-Shafa wal-Wafaa’. Tiga tokoh yang menyisihkan hartanya untuk biaya operasional pesantren adalah H.Azim, H.Hasan dan H.Rustsm.

Atas dasar itu, menurut Rusydi Sulaiman, penasehat yayasan dan juga Dekan FDKI IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, memang perlu dievaluasi beberapa aspek didalamnya.

Insya Allah di tahun ajaran baru, Juni 2025 Pondok Pesantren Daarul-Wafaa’ siap menampung puluhan santri. Selain kurikulum KMI dan kegiatan ekstrakurikuler pesantren, lembaga tersebut terapkan kurikulum formal berafiliasi ke Kementrian Agama RI.

“Mudah-mudahan bekas lahan tambang yang berlokasi di Dusun Basung menjadi basis dalam membangun peradaban,” harap Rusydi. (*)