Taushiyah Shubuh di Pondok Pesantren Al-Hikam Kemayoran Bangkalan Madura, Rusydi Sulaiman; Obsesi Menjadi Orang Bijak adalah Keniscayaan bagi Santri.

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Salah satu cara untuk sehat dan tampil smart adalah silaturrahim; menyambung kedekatan hubungan dengan keluarga dan atau orang pernah kura kenal sebelumnya. Mengunjungi pastinya lebih sehat dari pada orang yang dikunjungi.

Alhamdulillah, terulang kembali pertemuan Rusydi Sulaiman, Direktur Madania Center Bangka Belitung dengan sahabat lama, Prof.Dr.KH.Hasan Syafi’i, M.Ag., mantan Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Madura yang saat ini mengasuh sebuah  pesantren, yaitu: Pondok Pesantren Al-Hikam, tepatnya di tengah Kota Bangkalan Madura.

Dalam kunjungan kesekian kalinya ke Madura, Rusydi Sulaiman beserta isteri, Quratul Faisah dan keluarga H.Idham Supri sempatkan transit, bersilaturrahim ke pesantren  Kyai Hasan tersebut sebelum kunjungan mereka ke Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura.

Pagi Ahad, 29 Juni 2025, usai ziarah ke Makam ulama kharismatik, Syaikh Kholil Bangkalani, Rusydi Sulaiman yang juga Dekan FDKI ( Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam) IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung berikan taushiyah shubuh kepada santri Kyai Hasan yang berjumlah hampir tigaratus orang.

Pengasuh pesantren yang bernama lengkap Prof.Dr.KH.Hasan Syafi’i, M.Ag. adalah guru besar UIN Madura yang sangat masghul. Selain mengasuh pesantren yang membawahi beberapa sekolah formal, yaitu SMP dan SMA Al-Hikam, dosen tersebut melayani kebutuhan masyarakat setempat dan luar kota.

Pastinya pagi itu, Rusydi Sulaiman sangat terharu melihat rutinitas santri. Mereka juga menghafal Al-Qur’an selain mendalami ilmu keislaman lainnya. Urai Direktur Madania Center dalam taushiyah nya, Al-Qur’an adalah sumber utama yang ilmu alatnya   Bahasa Arab, Nahwu dan Sharaf. Ilmu-ilmu tersebut harus dikuasai untuk pendalaman pemahaman Kitab Suci tersebut.

Tambahnya, bila para santri yang memiliki ghirah belajar dan senantiasa berbuat baik dalam kesehariannya di pesantren, insya Allah mereka klak menjadi orang bijak. “Orang pintar membela yang bayar, tapi orang bijak membela yang benar”. Obsesi menjadi orang bijak adalah keniscayaan bagi santri.

Disebutkan dalam QS.Al-Baqarah (2): 269),artinya:”Allah menganugerahkan hikmah kepada orang yang dikehendaki. Siapa yang dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali Ulul Al-Bab”. (*)