MADANIA CENTER BABEL — Kementerian Ketenagakerjaan RI mengucurkan dana ke beberapa pondok pesantren di berbagai provinsi di Indonesia dalam bentuk pengembangan BLK (Balai Latihan Kerja) lebih spesifik Workshop Kejuruan Multimedia.
Salah satunya ialah Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja Bangka, Bangka Belitung.
Tidak mudah untuk mendapatkan bantuan tersebut karena berdasarkan seleksi proposal yang diajukan sebelumnya.
Bantuan tersebut dialokasikan pada Tahun Anggaran 2024 sejumlah Rp1 miliyar untuk pondok pesantren tertua di Pulau Bangka.
Dari jumlah tersebut Rp 500 juta diantaranya diperuntukkan untuk pembangunan gedung BLK, Rp350 juta berupa sarana prasarana gedung BLK, 16 unit komputer lengkap meja kursi dan white-board, AC serta lainnya, dan sisanya Rp150 juta untuk biaya calon instruktur dan operasional terkait.
Menurut Ben Wahyudi Hutagalung, S.T., instruktur Balai Pelatihan Pocasi dan Produktifitas Belitung dari Kementerian Ketenagakerjaan saat survey ke Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja, bahwa berikutnya ada bantuan dana untuk operasional BLK tersebut, seperti insentif pengelola, honor instruktur dan juga konsumsi selama pelatihan multimedia.
“Tapi berdasarkan pengajuan dan juga penyelesaian izin untuk legalitas kelembagaan dalam perspektif Kementerian Ketenagakerjaan RI,” katanya.
Hal ini tentunya menjadi tugas pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al -Islam Kemuja.
Adapun struktur organisasi BLK di pesantren tersebut yakni Ketua: Hayudin, S.Pd; Bendahara: Hubbul Wathani; Pengelola; Muhammad Jannatul Ulum, S.Sos.i; Istruktur: Hartono, S.AP.
Selain beberapa pimpinan pesantren dan pengurus yayasan, Rusydi Sulaiman, sekretaris Dewan Pimpinan juga mendampingi instruktur tersebut.
Ia berharap kepada pemerintah agar terus tingkatkan kegiatan semacam ini untuk penguatan kelembagaan pesantren. Selain itu juga Dekan Fakultas Dakwah IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung memberi apresiasi dan berterima kasih atas kepedulian Kementerian Ketenagakerjaan RI.
“Insya Allah santri menjadi trampil di bidang teknologi komputer bila pelatihan ini intens dilakukan, selain memang mereka berkutat dengan ilmu keagamaan selama di lingkungan pesantren, dan setelah menjadi alumni menjadi siap pakai di tengah masyarakat,” harapnya. (*)