Pelepasan Santri Pondok Pesantren Darun-Najah Payabenua, Rusydi Sulaiman Ajak Bumikan Al-Qur’an

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Setelah sekian tahun tidak berceramah di PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) di masjid kampung di Desa Payabenua Mendobarat Bangka, kala ini Rusydi Sulaiman diundang kembali ke Desa Qur’an tersebut sebagai narasumber, ceramah agama, yaitu di Pondok Pesantren Pesantren Darun-Najah, tepatnya, Sabtu, 24 Mei 2025.

Di desa yang sama, Payabenua hanya beda lokasi. Sebelumnya di acara Nuzulul Qur’an di masjid Kampung, tapi saat ini di acara pelepasan santri pondok pesantren dekat desa tersebut.

Ketika Payabenua dikatagorikan kampung besar, benar sekali diantaranya karena jaraknya lebih dari 6 km dari Desa Petaling, dan juga lebih dari 6 km dari Desa Kemuja dan Desa Mendo; dari memarung, terbentuklah ladang ume yang pusat lokasinya panggung, lalu bubung, dan dari sejumlah bubung menjadi kampung. Setelah itu tradisinya nganggung, yaitu membawa hasil panen ladang ume berupa aneka kue pulutan, beras cerak ( beras baru) dan buah-buahan tanaman keras untuk dikonsumsi dan disedekahkan ke kerabat dekat sebagai bentuk rasa syukur.

Payabenua merepresentasikan hal tersebut, dan dari desa atau kampung tersebut lahirlah generasi penghafal Qur’an dan juga qori’ dan qori’ah ( pembaca) Qur’an terkenal. Suara-suara merdu putra-putri termasuk para santri Pondok Pesantren Darun-Najah menghiasi kampung tersebut sehingga disebut ,” Kampung Qur’an” ( Qoryatul-Qur’aaniy) atau “al-Qoryah al-Qur’aaniyya).

Maka dari itu, Rusydi Sulaiman, Guru Besar dalam Kepakaran Pengkajian Islam (Islamic Studies) dan juga Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung sangat senang, berkesempatan hadir dan memberi ceramah di hadapan para hadir; Dr.Zakwan Zaki ( ketua yayasan), Ustadz Nurul (pengasuh), Muzammil (kepala pesantren), H. Dulhadi ( salah satu donatur), dewan pembina dan pengawas, walisantri, guru, pegawai dan para santri lulusan pondok pesantren tersebut, sesuai tema,” Dengan Akhlak Mulia, Gapailah Mimpi Bersama untuk Menjadi Insan Berperadaban”.

Sangat senang para santri di hari tersebut diantaranya karena para hadir tidak beranjak dari tempat duduk selama acara, mulai jam 07.30 hingga menjelang waktu zhuhur; pentas seni santri, beberapa sambutan, pembagian hadiah, statemen khidmat santri dan ceramah agama.

Dalam ceramah (taushiyah) nya, Rusydi Sulaiman mengisahkan masalalu Payabenua dan hubungannya dengan Kemuja, tradisi Naon (mukim bertahun-tahun) di Mekkah oleh putra-putri dua kampung tersebut hingga munculnya sekolah haji/ sekolah Arab, madrasah Diniyah al-Khairiyah di Kemuja dan sebarannya ke beberapa kampung di Bangka saat itu dan pondok pesantren.

“Akhirnya muncul sebuah perguruan tinggi agama Islam, saat ini bernama IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung. Tradisi ilmiah tersebut memberi pengaruh tersendiri bagi kelangsungan peradaban,” katanya.

Selanjutnya dalam rangka mengembalikan supremasi keislaman Payabenua, Rusydi Sulaiman yang juga Direktur Madania Center Bangka Belitung mengajak para hadir membumikan Al-Qur’an sebagai sumber utama Agama Islam.

Ia juga berharap Adham, SH., Kepala Desa Payabenua mendukung kegiatan Darunn-Najah. Bila perlu kita perlebar jalan raya akses ke Desa Qur’an tersebut sehingga menjadi tujuan wisata religi (Religious Destination).

Di Pondok Pesantren Pesantren Darun-Najah terdiri dari 160 orang santri, 45 guru, dengan luas kompleks Pesantren Darunnajah Payabenua 1,3 H, luas kebun pesantren 5,5 Ha.

Sementara, santri tingkat MTs yang telah lulus sebanyak 26 orang, dan MA sebanyak 16 orang. (*)