Keranjang Belanja

Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja Bangka Pertahankan Ortodoksi Keagamaan sambil Berbenah

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Di tengah derasnya arus pembaharuan di era kontemporer ini, pondok pesantren diharapkan mampu bertahan, selanjutnya bersikap merevitalisasi kelembagaannya. Tak terkecuali pesantren tua sekelas Al-Islam, lengkapnya Pondok Pesantren Al-Islam (PPAI) Kemuja Bangka.

Hakikat, fungsi, visi misi, ruh, nilai, tradisi dan prinsip menjadi hal yang sangat substansial untuk dipertahankan.

Hal tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Dewan Pembina PPAI Kemuja Bangka Rusydi Sulaiman mewakili Ketua Dewan Pembina Tarmizi Saat dalam Haflah Akbar dan pelepasan kelas akhir, di halaman PPAI Kemuja Bangka, Kamis, (13/6/2024).

Menurutnya, haflah tahunan adalah momentum mengembalikan pondok pesantren ke ortodoksi awalnya sambil bersikap terbuka terhadap perubahan dalam bentuk nilai-nilai baru yang lebih baik (Ashlah).

“Banyak hal yang mesti dilakukan oleh pengelola pesantren agar kelembagaannya menjadi kuat dan mandiri baik fisik maupun non-fisik,” kata Rusydi.

Rusydi Sulaiman yang juga Direktur Madania Center Bangka Belitung menegaskan bahwa PPAI Kemuja Bangka terus berbenah agar tidak ketinggalan zaman.

“Sejarah masa lalu berupa bukit, Aek dan kelekak adalah pijakan bagi pembaharuan berikutnya di kampung Bangka. Adanya tradisi mukim lama (naon) di Mekkah oleh kaum terpelajar hingga hadirnya sentra-sentra belajar seperti ngaji dudok, sekolah haji/ sekolah arab, madrasah Diniyah al-Khairiyah dan pondok pesantren merupakan bukti adanya dinamika peradaban Islam,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Babel, Helyana merasa bangga berada di Pondok Pesantren Al-Islam (PPAI) Kemuja Bangka. Bahkan dihadapan peserta dan tamu undangan dirinya berkomitmen untuk mendukung proses pembangunan pondok tersebut.

“Kami berkomitmen untuk mendukung proses pembangunan di PPAI Kemuja Bangka sebagai pesantren tertua,” ucapnya.

Perwakilan pengasuh utama PPAI Kemuja Bangka, Ustadz Amzahri memaparkan kondisi objektif pesantren sekaligus mengajak para pihak untuk memperkuat pondok pesantren sesuai profesi masing-masing.

“Santri-santri adalah generasi mendatang untuk masa depan negeri ini. Namun demikian, kekuatan kepribadian dan kompetensi  mereka tak terlepas dari ketulusan  para guru. Kesemuanya berharap PPAI Kemuja Bangka tetap bertahan dan juga berinovasi dalam membentuk generasi muda,” ujarnya.

Ketua panitia kegiatan, Aditya Abrifa mengaku telah melakukan berbagai persiapan jauh-jauh hari sebelumnya. Hingga akhirnya acara tersebut dapat berjalan dengan lancar

“Alhamdulillah sikap antusias para undangan tahun cukup besar jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.

Haflah Akbar dan pelepasan kelas akhir ini agak berbeda dengan kegiatan tahunan sebelumnya, karena di sela penampilan santri ada peresmian kios ATM Bank Sumsel Babel Syariah. Sehingga, 170-an guru- pegawai dan 1.752 santri juga penduduk setempat dapat fungsikan mesin tersebut. Efektifitas sistem keuangan pastinya mendukung proses pendidikan di pondok pesantren.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Staf khusus PJ Gubernur Ahmadi Sopyan, Staf Ahli Bidang Pembangunan Manusia dan Budaya Setda Bangka, Boy Yandra, Kepala Balai Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan Dinas Pendidikan Babel, Suginda.

Selain itu, juga dihadiri perwakilan Kakanwil Kemenag Babel, Kemenag Bangka, PCNU, IPHI, BKPRMI, FKDT dan beberapa pimpinan pesantren di Bangka, pimpinan Bank Sumsel Babel Syariah, Danramil, Kapolsek Mendobarat, santri kelas akhir, wali santri, guru dan tokoh-tokoh di Kemuja pastinya berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Tak lupa dalam kegiatan tersebut juga dibacakan doa penutup dan al-Fatihah teruntuk para guru (sesepuh) dipimpin oleh H Sopyan AR. (*)