MADANIA CENTER BABEL — Luar biasa diskusi yang disebut ,”SEDULANG”, Serial Diskusi Ilmiah dan Gagasan, menghadirkan dua narasumber senior, yaitu: Dr.Irawan, M.S.I., dosen FDKI (Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam sekaligus Rektor IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, dan Prof.Dr.H.Janawi, M.Ag, dosen Fakultas Tarbiyah sekaligus anggota senat IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, Jum’at (24/1/2025).
Forum ini mungkin boleh disebut,”NEO-FORDIS” , mengembalikan semangat FORDIS ( Forum Diskusi ) yang pernah aktif belasan tahun lalu di PTKIN ini selain membentuk suasana ilmiah baru bagi sivitas akademika, khususnya dosen.
Kegiatan yang dipandu oleh Wildan, Sekretaris LP2M IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik diawali oleh prakata Prof.Dr.H.Janawi, M.Ag. selalu ketua SEDULANG.
Hampir tidak bernuansa seremonial karena masing-masing mempresentasi artikel, lalu diskusi. Beberapa peserta mengkritisinya.
Dua judul artikel tersebut adalah: Controvercy Over The Existence of The Wali Pitu: Between Religious Tourism Business and Dakwah (Irawan); Kontestasi dan Harmoni antar Pemeluk Umat Beragama: Studi Kasus Eksistensi Masjid dan Kelenteng di Muntok.
Rusydi Sulaiman, dosen FDKI yang juga Direktur Madania Center tertarik dengan paparan dua narasumber tersebut. Ia tak lupa memberi masukan demi kesempurnaan artikel tersebut.
“Untuk artikel pertama, perlu penegasan terhadap pendapat yang meragukan keberadaan Wali Pitu, apalagi dikaitkan dengan proses islamisasi di Bali sebelumnya. Bila konteksnya wisata religi, pembahasannya aman,” kata Rusydi.
Sementara artikel kedua, kata Rusydi, akan lebih menarik bila pemakalah memperkuat data terkait sejarah Konghucu yang memiliki kelenteng (tepekong) di Bangka, khususnya Muntok.
“Aspek apa yang dikaji terkait dengan kontestasi dan harmoni dua penganut agama perlu lebih jelas,” tutur Dekan FDKI tersebut.
Meski demikian, pastinya dua artikel tersebut sangatlah menarik karena kedua narasumber memperkuat kajiannya dengan teori tertentu.
Rusydi Sulaiman yang juga Direktur Madania Center Babel itu mengajak untuk menyemarakkan suasana ilmiah di kampus.
Forum seperti ini mesti berkelanjutan.
Irawan sebagai rektor dan Janawi sebagai Ketua SEDULANG berharap out-come-nya adalah artikel terbaik, terbit di Jurnal terindeks Scopus misalnya selain menjadi karya buku monumental.
Sangat menarik forum ini terlebih beberapa dosen yang hadir mengkritisi dua artikel tersebut untuk tujuan penyempurnaan. (*)