Seminar Nasional di Universitas An-Nuqayah Madura, Rusydi Sulaiman Ajak Sivitas Akademika Perkuat Juga Peran dalam Bidang Sosial Keagamaan

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Dari beberapa kegiatan selama sepekan di Madura, Seminar Nasional yang digagas oleh pimpinan Universitas An-Nuqayah sangatlah mengesankan.

Selain kegiatan tersebut bersifat nasional, Rusydi Sulaiman diberi kesempatan untuk sampaikan gagasan sesuai bidang keahliannya, yaitu pengkajian Islam. Adapun tema tertentu tersebut berjudul,” Studi Islam dan Transformasi Sosial Keagamaan.

Nampaknya menarik kegiatan di hari itu, Kamis, 3 juli 2025, kerena cukup luang waktu diberikan kepada Rusydi Sulaiman, satu-satunya narasumber, didampingi oleh beberapa pimpinan, yaitu:  Ketua senat universitas; KH.Naqib Hasan, Wakil Rektor 1;

Dr. K. H. Ach. Maimun, M.Ag, dan dipandu oleh Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Pascasarjana Univ. Annuqayah: Dr. Abd. Warits, M.Pd.I, serta pembacaan do’a oleh Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Annuqayah; K. Ubaidillah Tsabit, S.S., M.A.

Sesuai tema, Rusydi Sulaiman, Direktur Madania Center yang juga Dekan FDKI IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung mengawali uraian tentang fakta dakwah  Islam di Bangka Belitung, kemudian persentuhannya dengan Islam di Jawa dan Madura; adanya Tradisi Naon (mukim bertahun-tahun di Mekkah) yang diasumsi bersamaan zamannya dengan ulama tertentu yang berasal dari Madura, seperti Syaikh Kholil Bangkalani.

Tegas Guru Besar tersebut bahwa tradisi ilmiah di Mekkah oleh sebagian ulama Nusantara memberi pengaruh terhadap kemunculan sentra-sentra pendidikan berikutnya bahkan melahirkan para pemikir muslim dengan konsep kuat.

Sebagai bentuk kontekstualisasi studi Islam, sivitas akademika PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam), utamanya perguruan tinggi pesantren  harus mewarnai di jalur-jalur; legal formal, Islam substantif dan Islam transformatif. Terlebih di  jalur terakhir tersebut, mereka diharapkan perkuat juga peran sehingga dapatkan pengajuan di tengah masyarakat (social Recognition).

Menarik suasana diskusi di hari itu karena beberapa mahasiswa Pascasarjana bertanya dan juga mengkritisi gagasan narasumber yang berasal dari Bumi Serumpun Sebalai tersebut. Sesuai seminar nasional tersebut, narasumber dan pendamping berikut pimpinan Universitas An-Nuqayah makan siang bersama di ruang rektor. (*)