MADANIA CENTER BABEL — Di sela kunjungan pimpinan dan staf akademik FDKI (Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam) IAIN SAS Bangka Belitung, Rusydi Sulaiman sempat transit di Masjid Al-Jabbar yang berlokasi di Kota Bandung, tidak jauh dari kampus dua UIN Sunan Gunung Jati.
Kunjungan yang dilaksanakan sejak 9-11 Oktober 2024 itu untuk penguatan kelembagaan dan kerjasama dengan FDKI (Fakultas Dakwah dan Komunikasi) UIN Sunan Gunung Jati Bandung.
Rusydi menilai, masjid tersebut cukup megah, didesain oleh arsitek profesional, yaitu Ridwal Kamil yang saat itu menjabat sebagai gubernur Jawa Barat.
Tidak hanya memiliki nilai etis yang menggerakkan suasana kejiwaan setiap muslim untuk lebih bertaqarrub kepada Allah SWT. , mungkin saja memberi sentuhan atau daya tarik tersendiri bagi non-muslim tertentu yang memandangnya, Masjid Al-Jabbar juga melekat kepadanya nilai estetik. Tidak mudah muatan itu muncul kecuali ia berada di tangan seorang ekspert.
“Tentu masjid tersebut tidak sekedar dibangun atau asal-asalan saja. Dipastikan terkandung di dalamnya idealisme dan tujuan yang jelas,” kata Rusydi.
Menurutnya, kehadiran masjid megah diatas lahan luas yang awalnya rawa-rawa setidaknya menjadi pusat wisata religi; tak henti-hentinya dikunjungi masyarakat sekitar dan para pendatang. Berikutnya diharapkan menjadi pusat kegiatan keagamaan (keislaman) seperti Islamic Center di Kota Mataram.
Lanjut Rusydi Sulaiman yang juga Direktur Madania Center Bangka Belitung mengatakan, seandainya masjid megah tersebut ada di Bangka Belitung atau lebih spesifik di kampus PTKIN satu-satunya di Bumi Serumpun Sebalai, yaitu IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, pastinya ia akan memberikan nuansa tersendiri; lebih spiritual-keakhiratan (ruuhiyah- ukhraawiyah/ diiniyyah). Angannya, apalagi masjid semegah itu agak awal ada di tengah masyarakat Bangka Belitung.
Awalnya masjid adalah tempat ibadah mahdlah, dibangun atas dasar ketakwaan yang didalamnya orang-orang yang mensucikan dirinya, berikutnya berkembang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan untuk kemaslahatan umat.
“Sebagai muslim, kita mendambakan itu. Tidak sebatas islamisasi, melainkan perlu intensifikasi Islam di kepulauan ini, dan salah satu perwujudannya adalah masjid megah yang bermuatan etis dan estetis seperti Masjid Al-Jabbar di Bandung. Allah memudahkan segala ketulusan ikhtiyar hamba-hambanya,” tukasnya. (*)