MADANIA CENTER BABEL — Yudisium bila diperdengarkan ke telinga kita, memberi kesan biasa saja, tidak ada yang unik, sepertinya sebatas acara seremonial kelulusan siswa kelas akhir di lembaga formal menengah atas, dan juga di perguruan tinggi.
Suasana agak berbeda pada hari ini, Sabtu, 26 April 2025, Pondok Modern Daarul Abror menyuguhkan kegiatan yudisium bermakna, bertema,” Haflatut-Takhriij” santri putra kelas akhir TMI (Tarbiyatul Muallimin al-Islaamiyah) yang berjumlah 92 orang.
Mereka putra- putra terbaik, berasal dari beberapa daerah, cukup jauh dari lingkungan pesantren. Namun beberapa orang dari desa setempat, yaitu KaCe dan desa-desa di Kecamatan Mendobarat Bangka.
Sebelum di-yudisium, siswa atau santri kelas akhir TMI tersebut dipanggil satu persatu sesuai klasifikasi kelulusan; lulus dan wajib mengabdi satu tahun di Daarul Abror; lulus dengan nilai baik dan lulus dengan beberapa pertimbangan. Intinya, lulusan atau alumni pesantren yang berbasis di KaCe tersebut dianggap mampu terjun di masyarakat selain mereka dimotivasi untuk lanjut studi lagi ke jenjang lebih tinggi.
Seremonial yudisium diawali dengan Kalam ilahi, lagi Indonesia Raya dan hymne Oh Pondokku, lalu beberapa sambutan, penyerahan cindera mata, yudisium dan penampilan santri.
Sebagai pimpinan tertinggi di Daarul Abror, KH.Sopyan Abu Yamin mengurai tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu bermanfaat dan anak shaleh yg mendoakan orangtuanya.
Menurutnya, gedung-gedung di pondok ini dibantu atas dasar wakaf, infaq dan sedekah para simpatisan selain dari internal pesantren yang salah satu sumbernya dari bantuan rutin walisantri.
Tegasnya, tidak sepeser pun bantuan pemerintah. Ini adalah bentuk kemandirian sebuah pondok pesantren.
Kyai Sopyan mengajak siapapun yg menetap disini mengabdi dengan penuh ketulusan. “Man dalla ‘alaa Khairin, falahu mitslu Ajri faa’ilihi” ( barang siapa yang mengajak atau mengarah kepada kebaikan, maka ia akan dapatkan pahala sebesar pahala pelakunya).
Agak spesifik terkait kepesantren, H.Ahmad Yani, S.Ag. menyebut satu mahfuzhat dalam sambutannya atas nama direktur TMI, yaitu: ” man salaka thariiqan fi thalabil-Ilmi yaltamisu fiihi ‘ilman, salakallahu thariiqan ilal-Jannah.
Setidaknya ada tiga hal terkandung, yaitu: menempuh jalan dalam menuntut ilmu; persentuhan dengan segala bentuk pendidikan di pesantren sebagai agent of change; dan terbukanya surga bagi orang berilmu.
Terdapat empat hal yg menjadi ciri khas pondok ini adalah wakaf, kemandirian, kaderisasi dan orientasi belajar di pondok pesantren, tambahnya.
Inilah Pondok Modern Daarul Abror, sangatlah disiplin dan rapi, terbukti semua pimpinan, guru, keluarga dan wali atau orangtua kelas akhir 92 orang memenuhi undangan dalam acara yudisium ( haflatut-Takhriij) hari ini. (*)