Keranjang Belanja

Serial Lentera Qolbu TVRI Bangka Belitung-FDKI Mengaji; Kajian Tafsir Surat Al-Ikhlash

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Setelah jeda dua bulan, Rusydi Sulaiman tampil lagi dalam acara rutin Lentera Qolbu TVRI Bangka Belitung bekerjasama dengan FDKI Mengaji Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, kamis, (26/12/2024).

Adapun tema yang diangkat yakni Tafsir Jalalain Surat Al-Ikhlash.

Surat Al-Ikhlash adalah Makkiyah, turun di Mekkah karena Sabab Nuzul tertentu; surat pendek terdiri dari empat ayat yang secara spesifik menegaskan tentang keesaan Allah SWT. secara mutlak.

Menurut Rusydi Sulaiman, Dekan FDKI yang juga Direktur Madania Center Bangka Belitung bahwa kata “Ahad” pada ayat pertama surat tersebut menegasikan tuhan-tuhan selain Allah. Manusia sebagai makhluk-Nya berada di posisi,” fil-Hawaaij ‘alad-Dawaam” (terus menerus membutuhkan).

“Penyebutan kata,”Allah” berikutnya menyisakan pertanyaan bagi tokoh-tokoh Yahudi di Madinah,” kata Rusydi.

Beberapa nama melekat pada Surat Al-Ikhlash, antara lain: at-Tafriid, at-Tajriid, an-Najaat, al-Wilaayah, al-Ma’rifah, al-Jamaal, ash-Shamad dan al-Mudzakkirah; kesemuanya berorientasi kepada semangat mengesakan Allah Swt., yaitu Allah sebagai “Waajibul-Wujuud”.

Prof.Dr. Quraish Shihab menyebut kata,”Huwa” sebelum kata,”Allah” sebagai “dhamiiru sya’in” atau “al-Qishshah (cerita sebenarnya) atau “Al-Haal” (keadaan sebenarnya). Dia ghaib karena Dia cahaya. Tak terlihat karena tidak ada yang melebihinya, tambah Syeikh asy-Sya’rawi.

Selanjutnya merujuk ke beberapa sumber, Dekan FDKI tersebut megaskan bahwa Surat Al-Ikhlash menegaskan tentang keesaan Dzat Allah, keesaan sifat (tidak membutuhkan sesuatu. Substansi dan kapasitas-Nya tidak sama dengan sifat makhluk), perbuatan serta keesaan dalam beribadah kepada-Nya.

“Pada ayat ketiga, “lam yalid wa lam yuulad”, mengandung makna bahwa Allah tidak seperti makhluk-Nya (laisa kamitslihi syai’u), akan tetapi semua makhluk menjadi ada karena Dzat-Nya. Dan pada ayat terakhir, “wa lam yakullahu kufuwan Ahad”, secara spesifik dijelaskan bahwa tidak akan ada sesuatu selain-Nya yang setara (mukaafa’an) dan serupa (mumaatsalan) dengan Dzat Allah,” jelasnya.

Menanggapi pertanyaan pemirsa tentang keutamaan Surat Al-Ikhlash dalam program tersebut, Rusydi menyimpulkan bahwa surat tersebut merupakan puncak akidah (Ushuluddin), nilai ajaran Islam yang utama, berikutnya nilai syari’ah dan nilai akhlak-tasawuf.

Maka sebelum menutup dengan do’a, ia mengajak para pemirsa menghayati muatan Surat Al-Ikhlash dan mengamalkannya untuk optimalisasi iman sebagai potensi Ruhani. (*)