Keranjang Belanja

Hadiri Ijtima’ Ulama, Yusuf Kalla Ajak Perkuat Ekonomi Umat

Bagikan

MADANIA CENTER BABEL — Bertambah makmur masyarakat, maka bertambah tinggi tingkat religiusitas mereka. Tidak demikian dengan di eropa, kemakmurannya tidak diimbangi dengan kesadaran beragama.

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Yusuf Kalla, saat menjadi pemateri di kegiatan Ijtima’ Ulama di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Islamic Center, Sungailiat, Rabu (29/5/2024).

Ketua Bidang Fatwa dan Penelitian MUI Babel, Rusydi Sulaiman bersama peserta Ijtima’ Ulama

Ia mengatakan bahwa agama dianggap sebagai pemicu ketika agama dipahami secara subjektif. Bila otoritas keagamaan yang melekat pada tokoh tertentu disikapi terlalu berlebihan, maka Gap terjadi dimana-mana.

Tidak semestinya ibadah ansich yang dipikirkan, padahal kebutuhan sebagai manusia yang lebih banyak adalah aspek muamalah.

“Agama sangat maju di Indonesia bila dilihat dari jumlah masjid, namun apakah kesadaran beragama juga meningkat di negeri ini,” tanyanya.

Dikatakannya, simbol-simbol atau atribut agama tidak boleh membatasi dalam beragama. Baju misalnya, boleh apa saja bentuknya karena substansinya adalah menutup aurat.

“Mari kita beragama dengan penuh kesadaran, bukan emosi termasuk dalam hal menyikapi ekonomi. Diharapkan para ulama untuk berdiskusi dengan cermat untuk kemaslahatan umat.

Umat Islam harus maju dalam segala aspek kehidupan, termasuk ekonomi,” ujarnya.

Singkatnya, kata mantan Wakil Presiden RI itu, agama tidak boleh stagnan, tapi harus mendorong mobilitas masyarakat. Kuncinya adalah ulama, dan ijtima’ ulama yang ke-VIII ini adalah forumnya.

Dalam hal zakat, cukup besar yang dikeluarkan oleh para Muzakki di Indonesia, namun selalu saja kurang karena jumlah mustahiq terlalu banyak.

“Oleh karena itu, mari kita makmurkan negeri ini,” ajaknya.

Merespon hal itu, Ketua Bidang Fatwa dan Penelitian MUI BABEL dan juga Direktur Madania Center Rusydi Sulaiman mengapresiasi cukup tinggi dengan apa yang disampaikan Ketua DMI, Jusuf Kalla.

Terlebih, dengan keilmuan yang dimiliki sehingga memberikan pencerahan yang sangat luar biasa, sehingga hal tersebut menginspirasi para peserta, khususnya para ulama yang hadir untuk lebih moderat dalam beragama.

“Jadi tidak hanya fokus dalam persoalan ibadah ansich, tapi juga memikirkan persoalan-persoalan muamalah,” katanya. (*)