MADANIA CENTER BABEL — Cukup bermakna dan menjadi fakta sejarah tersendiri bagi Rusydi Sulaiman, dekan (FDKI) fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam dan dua dosen senior IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, Prof.Dr.H.Zayadi, M.Ag. dan Prof.Dr.H.Hatamar, M.A. ikut dikukuhkan bersama belasan orang sebagai pengurus LAM (Lembaga Adat Melayu) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bertempat di aula Gedung Mahligai Rumdin PJ.Gubernur, Selasa (25/2/2025).
Ketika terakomodir ke lembaga tersebut, maka setidaknya mereka berkesempatan berkontribusi bagi kelembagaan LAM dan perannya di tengah masyarakat sebagai perpanjangan LAM.
Acara pengukuhan diawali dengan ekshibisi benda-benda pusaka, lagu Indonesia Raya, lantunan ayat suci Al-Qur’an, pengukuhan pengurus, beberapa sambutan dan do’a.
Ketua Umum LAM, Dato’ Sri yang dipertuan Prof.Dr.Bustami Rahman, M.A. menegaskan bahwa beberapa tradisi bagian dari budaya yang mesti dipertahankan.
“Hidup atau tidaknya sebuah adat, hal tersebut mengindikasikan jati diri etnis atau suku tertentu. Suku bangsa Melayu harus terbuka dan siap bekerja sama dengan pihak manapun sambil tetap menjaga ortodoksi Kemelayuan, tetap tawadhu’ dan tidak sombong. Mari menjaga Marwah LAM,” ajaknya.
Sementara itu, Pj.Gubernur, Sugito, S.Sos.M.H.dalam sambutannya menyebutkan bahwa LAM bukan asesoris, melainkan melekat substansinya di masyarakat, lahir bersamaan dengan awal peradaban Melayu hingga saat ini.
Adat dan budaya diperkuat dan dikapitalisasi untuk membangun desa atau kampung di Bangka Belitung.
“Mengkhawatirkan, adat budaya Melayu masyarakat akhir akhir ini bergeser, maka ia harus diperkuat kembali,” ucapnya.
Semangat itu diamini Rusydi Sulaiman yang juga Direktur Madania Center Bangka Belitung.
“Mari kita menjaga Marwah dan martabat LAM di kepulauan ini, salah satunya, yaitu memperkuat nilai Kemelayuan,” ajaknya. (*)